Majas adalah suatu gaya bahasa
yang berbentuk kiasan/perumpamaan yang digunakan untuk memperindah suatu
kalimat baik itu lisan atau pun tertulis dengan memanfaatkan kekayaan bahasa
untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi penyimak dan pembicaranya.
Jenis-jenis
majas:
1). Majas
Perbandingan
a).
Perumpamaan
Perumpamaan
adalah padanan kata simile yang merupakan perbandingan yang bersifat ekplisit,
yaitu menunjukkan kesamaan dengan menggunakan kata-kata: seperti, sama,
sebagai, bagaikan, laksana, bak, dan sebagainya. Contoh:
Kikirnya
seperti kepiting batu
Ia
laksana bidadari.
b).
Metafora
Metafora
adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam
bentuk yang singkat.
Contoh:
Orang itu
adalah buaya darat
Pemuda
adalah bunga bangsa
c).
Personifikasi
Personifikasi
adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau
tidak bernyawa seoalah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan.
Contoh:
Matahari
baru saja kembali ke peraduannya.
Angin
meraung di tengah malam yang gelap itu.
d).
Alegori
Alegori
adalah suatu cerita singkat yang mengandung kiasan. Makna kiasan ini
harus ditarik dari bawah permukaan ceritanya. Nama-nama pelakunya adalah
sifat-sifat yang abstrak, serta tujuannya selalu jelas tersurat.
e).
Antitesis
Antiesis
adalah sejenis majas yang mengadakan perbandingan antara dua antonim, yaitu
kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan.
Contoh:
Dia
bergembira ria atas kegagalan dalam lomba.
Kaya-miskin,
tua-muda, besar-kecil, semuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa
dan negara.
2). Majas
Pertentangan
a).
Hiperbola
Hiperbola
termasuk gaya kiasan untuk menyatakan suatu benda, hal atau peristiwa dengan
cara melebih-lebihkannya.
Contoh:
Badannya
kerempeng tinggal tulang dibalut kulit.
Hatinya
hancur lebur melihat nasib anaknya.
b).
Litotes
Litotes
adalah majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan
diri.
Contoh:
Kedudukan
saya ini tidak ada artinya sama sekali.
Rumah
buruk inilah yang merupakan hasil usaha kami bertahun-tahun lamanya.
c).
Ironi
Ironi
adalah suatu ekspresi maksud dengan menggunakan sesuatu yang berlawanan secara
langsung pada pikiran kebenaran agar orang yang dituju tersindir secara halus.
Contoh:
Bagus
sekali tulisanmu, seperti ceker ayam!
Rapi
betul tulisanmu sehingga sulit dibaca!
d).
Oksimoron
Oksimoron
adalah majas yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang
berlawanan dalam frasa yang sama, dan sebab itu sifatnya lebih padat dan tajam
dari paradoks.
Contoh:
Keramahtamahan
yang bengis
Itu sudah
menjadi rahasia umum.
e).
Paronomasia
Paronomasia
adalah majas yang berisi jajaran kata-kata yang berbunyi sama tetapi berbeda
maknanya.
Contoh:
Tanggal
dua gigiku tanggal dua
“Engkau
orang kaya!” “Ya, kaya monyet!”
f).
Paralipsis
Paralipsis
adalah majas yang merupakan suatu formula yang dipergunakan sebagai sarana
untuk menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan apa yang tersirat dalam
kalimat itu sendiri.
Contoh:
Tidak ada
yang menyenangi kamu (maaf), yang saya maksud membenci kamu di desa ini.
h).
Zeugma
Zeugma
adalah majas di mana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan
menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yang sebenarnya hanya salah
satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.
Contoh:
Dengan
membelalakan mata dan telinganya, ia mengusir orang itu.
Ia
menundukkan kepala dan badannya untuk memberi penghormatan kepada kami.
3). Majas
Pertautan
a). Metonimia
Metonimia
adalah majas yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan hal lain karena
mempunyai pertalian yang sangat dekat.
Contoh:
Ia
membeli chevrolet.
Saya
minum satu gelas, ia dua gelas.
b). Sinekdoke
Sinekdoke
adalah maja yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan
keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan
sebagian (totum pro parte).
Contoh:
Setiap
kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp. 1.000,00.
Dalam
pertandingan sepakbola itu, tuan rumah menderita kekalahan 3 – 4.
c). Alusi
Alusi
adalah majas yang menggunakan ungkapan atau peribahasa lama sebagai sindiran
berselubung dengan maksud memberi rasa humor.
Contoh:
Sia-sia
saja Anda berkering air ludah, menasihati anak yang keras kepala, seperti
menyurat di atas air.
d). Eufismisme
Eufimisme
adalah majas yang menggunakan kata-kata yang halus dalam menyatakan sesuatu
benda, hal, keadaan, atau orang.
Contoh:
Ayahnya
sudah tak ada di tengah-tengah mereka (meninggal).
Pikiran
sehatnya semakin merosot saja akhir-akhir ini (gila).
e). Elipsis
Elipsis
adalah majas yang menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat
diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar.
Contoh:
Dia
bersama istrinya ke Jakarta minggu yang lalu (penghilangan predikat).
Fuji
mencinta sepenuh hati (penghilangan objek).
f). Inversi
Inversi
adalah majas yang merupakan urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis.
Dengan kata lain adalah perubahan urutan subjek/predikat menjadi
predikat/subjek.
Contoh:
Heran
saya
Putih
rumahnya
g). Gradasi
Gradasi
adalah majas yang mengandung suatu rangkaian dan urutan (paling sedikit tiga)
kata atau istilah yang secara sintaksis bersamaan mempunyai satu atau beberapa
ciri semantik secara umum dan yang di antaranya paling sedikit satu ciri
diulang-ulang dengan perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif.
Contoh:
Aku
mempersembahkan cintaku padamu
Cinta
yang bersih dan suci
Suci
murni tanpa noda
Noda yang
selalu kujauhi dari hidup
4). Majas
Perulangan
a). Aliterasi
Aliterasi
adalah majas yang berwujud perulangan konsonan yang sama.
Contoh:
Takut
titik lalu tumpah
Keras
keras kerak kena air lembut juga
b). Antanaklasis
Antanaklasis
adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama tetapi mempunyai makna yang
berbeda.
Contoh:
Buah
pikiran orang itu menjadi buah bibir masyarakat
Saya
selalu membawa buah tangan untuk buah hati saya
c). Kiasmus
Kiasmus
adalah majas yang terdiri dari dua bagian, baik frasa atau klausa, yang
sifatnya berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain tetapi susunan frasa
atau klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
Contoh:
Orang
desa berlaga orang kota, orang kota berlaga orang desa.
d). Repetisi
Repetisi
adalah majas yang mengandung pengulangan kata atau kelompok kata yang sama.
Contoh:
Atau
maukah kamu pergi bersama serangga-serangga tanah, pergi bersama kecoa-kecoa,
pergi bersama mereka yang menyusupi tanah, menyusupi alam?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar